topbella

Senin, 28 Maret 2011

AKU MENCINTAINYA..

KUAKUI BAHWA AKU MENCINTAINYA
Ya, aku memang mencintainya. Aku mencintainya mengalahkan cinta seseorang kepada kekasihnya. Bahkan manakah cinta orang-orang yang jatuh cinta dibanding cintaku ini?!

Ya, aku mencintainya. Bahkan demi Allah, aku merindukannya. Aku merasakan sentuhannya yang lembut, menyentuh relung hatiku. Aku tidak mendengarnya melainkan rinduku seakan terbang ke langit, lalu hatiku menari-nari dan jiwaku menjadi tentram.

Aku mecintaimu duhai perkataan yang baik
Aku mencintaimu duhai perkataan yang lembut
Aku mencintaimu duhai perkataan yang santun.
Alangkah indahnya ketika seorang anak mencium tangan ibunya seraya berkata, “Semoga Allah menjagamu ibu”.

Alangkah eloknya ketika seorang ayah senantiasa mendo’akan anaknya, “Ya Allah ridhoilah mereka, dan bahagiakan mereka di dunia dan akhirat”.

Alangkah bagusnya ketika seorang istri menyambut kedatangan suaminya dengan senyuman seraya berkata, “Semoga Allah tidak menjauhkan kami darimu, rumah ini serasa gelap tanpa dirimu”.
Alangkah baiknya ketika istri melepaskan kepergian suami bekerja di pagi hari, ia berkata, “Jangan beri kami makan dari yang haram, kami tidak sanggup memakannya”.

Kalimat dan ungkapan yang indah, bukankah begitu? Bukankah kita berharap kalimat dan ungkapan seperti ini dikatakan kepada kita? Bukankah setiap kita berangan-angan mengatakan kalimat-kalimat seperti ini kepada orang-orang yang dicintainya? Akan tetapi kenapa kita tidak atau jarang mendengarnya?
Penyebabnyanya adalah kebiasaan. Barangsiapa yang membiasakan lisannya mengucapkan kata-kata yang lembut berat baginya untuk meninggalkannya, begitu pula sebaliknya.

Minggu, 27 Maret 2011

Kisah Masuk Islamnya Seorang Dokter Amerika Karena Satu Ayat Al-Qur'an

Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah : Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.

Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.

Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim,

"Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur'an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur'an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!"

Dokter Muslim itupun menjawab,

"Ya, Al-Qur'an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar."

Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut...!!!! Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu?"

Dokter Muslim menajwab

"Sesungguhnya hasil yang nampak menunjukkan bahwasanya kadar banyaknya ASI pada payudara ibu si bayi laki-laki dua kali lipat kandungannya dibanding ibu si bayi perempuan. Perbandingan kadar garam dan vitamin pada ASI si ibu bayi laki-laki itu juga dua kali lipat dibanding ibu si bayi perempuan."

Kemudian dokter muslim tersebut membacakan ayat Al-Qur'an yang dia jadikan dasar argumen dari jalan keluar itu,


"Bagi laki-laki seperti bagian dua perempuan." (QS. An-Nisa:11)

Dan setelah mendengarkan dokter Amerika itu arti ayat tersebut, dia jadi bengong, dan dia menyatakan keislamannya secara spontan tanpa ragu-ragu. Subhanallah, Maha Suci Allah Robb semesta alam. (Qiblati).

Kamis, 24 Maret 2011

SAUDARIKU,YANG SEDANG DALAM PENANTIANNYA

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,.." <Q. S. An-Nur (24):31>

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini...
jika menurut teman-teman, baik...maka ambillah...
dan jika menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah....



saudariku...muslimah...


wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau...
begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….


”Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqoon:74)

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah...yang dapat memetiknya...
yang dapat meraih pesonanya...
dengan harga mahal yang teramat suci…
sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…
karena itu…sebelum saatmu tiba….sebelum orang terpilih itu datang dan menggandengmu dalam istananya…
janganlah engkau biarkan dirimu layu sebelum masanya…
jangan kau biarkan serigala liar menjadikanmu bahan permainan dalam keisengannya…
jangan kau biarkan kumbang berebutan menghisap madumu…
jangan kau biarkan mereka mengintipmu diam-diam…dan menikmati pesonamu dalam kesendiriannya….
Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta...


Selasa, 22 Maret 2011

Dibalik Hidup Manusia

Hidup selalu terbungkus oleh banyak lapisan. Kita hanya melihat lapisan luar & tidak tahu isi dalamnya...

Kita hanya melihat, wah.... pengusaha itu hebat, rumahnya besar, mobilnya mewah, hidupnya bahagia sekali...
Padahal dia lagi stress & hidupnya penuh hutang, kerja keras hanya buat bayar bunga pinjaman, semua asetnya sudah jadi milik bank...

"Huaaa... pasangan anggun yg hadir di acara reuni itu begitu serasi dan mempesona, mereka pasti hidup harmonis & bahagia... "
Padahal hidup mereka penuh dgn kebencian, saling menuduh, menghianati dan menyakiti, bahkan sudah dalam proses perceraian & bagi harta...

"Lihat pemuda itu, lulusan Harvard dengan nilai cumlaude, pasti mudah dapat kerja, gaji besar, hidupnya pasti bahagia... "
Padahal dia kena PHK sudah 10x, jadi korban fitnah di lingkungan kerjanya. Sudah 2 bulan belum dapat job baru...

"Woww... Ibu muda itu, selalu ke pub clubbing & diskotik, dia punya banyak waktu, gak perlu pusingin kerjaan rumah, hidupnya enjoy banget, dia pasti bahagia.... "
Padahal batinnya hampa & kesepian, jiwanya merintih. suaminya tak pernah menghargai & mengasihinya...

Lihat tetangga kita anaknya sudah besar2 semua, bapak ibunya sudah boleh santai & tenang, mereka pasti bahagia, namun kenyataannya orang tua mereka tak pernah bisa tidur nyenyak, anak2nya tak berbakti, suka judi dan narkoba.

Kita selalu tertipu oleh keindahan di luar & tidak tahu realita yg di dalam.

Sesungguhnya semua keluarga punya masalah. Semua orang punya cerita duka. Begitulah hakekat hidup.

Janganlah menggosip tentang masalah orang, sebenarnya siapapun tidak mau mengalami masalah tapi manusia tak luput dari masalah.

Jangan mengeluh karena masalah. Hayatilah makna dibalik semua masalah maka semua masalah akan membuat hidup menjadi bermakna!

Jangan bandingkan hidupmu dgn orang lain, karena orang lain belum tentu lebih bahagia dari Kita 

Sabtu, 19 Maret 2011

''ARTI CINTA DALAM ISLAM''

Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.


Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Jumat, 18 Maret 2011

Empat Lilin

Ada 4 lilin yang menyala dan kelamaan habis meleleh..

suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka..

lilin pertama, berkata : Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”... Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
lilin kedua, berkata : “ Aku adalah Iman.. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, Untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala". Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya..

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara : “Aku adalah Cinta". Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya". Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga...
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu...

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: “Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya: "Akulah HARAPAN
Lalu, dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya...
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita....

...dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPANnya :)

Keistimewaan Para Wanita

Kaum feminis adalah mereka yang mengkampanyekan kebebasan wanita dan kesetaraan mutlak antara pria dan wanita. Mereka bilang susah jadi wanita, apalagi ditilik dari syariat Islam. Anda tidak percaya lihat saja peraturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA" dari jeratan Agama & Kekangan Moral Etika. Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?

1. Benda yang mahal harganya akan dijaga, dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita, ia perlu dijaga dari sambaran nafsu mata keranjang para lelaki dan jamahan tangan usil para hidung belang. Hijab dan pakaian yang tertutup menjaga mereka dari itu semua.

2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya ?. Demikianlah Islam mengatur pembagian tanggung jawab antar manusia, Istri perlu berbakti pada suami, dan suami perlu berbakti pada ibunya. Suatu keseimbangan yang proporsional bukan ?

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.

5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dimintakan pertanggungjawabannya terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya , ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, tidak kurang tidak lebih yaitu :sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Minggu, 13 Maret 2011

Saya ini sedang futur

Saya ini sedang futur
baca qur'an enggan, nonton tv doyan
baca qur'an nggak berkesan, nonton sinetron dan cek & ricek malah ketagihan
nonton bola pun ngga pernah ketinggalan

Saya ini sedang futur
jarang baca buku dan majalah islam
lagi demen baca komik sinchan dan detektif conan

Saya ini sedang kalah
perhatikan sikap saya
yang mudah menyerah dan putu asa
yang inisiatifnya lemah cuma bisa nunggu perintah
yang mudah marah belum bisa ramah
yang merasa tidak dibutuhkan karena kurang mendapat perhatian

Saya ini sedang futur
hanya bisa berkata tanpa bisa membuktikan
hanya bisa berjanji tanpa usaha menepati

Saya ini sedang futur
tak lagi pandai menjaga pandangan
sering curi-curi pandang
MUDAH TERSERANG VIRUS CINTA
apalagi sama PARTNER DAKWAH SAYA
akhirnya melupakan hakikat cinta yang sebenarnya

Wajah Tampan? Percuma!!

Wajah Tampan? Percuma!! Jika tanpa keimanan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika kelak dilaknat Tuhan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika hari-harinya tanpa amalan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika tak ada Al Qur’an yang lekat dalam ingatan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika tidak memburu keridhoan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika hanya melakukan kesia-siaan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika hatinya dikotori kebanggaan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika tak punya kehormatan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika matanya masih jelalatan tak juga mampu tundukkan pandangan
Wajah Tampan? Percuma!! Jika tak bisa mengendalikan hawa nafsunya
Wajah Tampan? Percuma!! Jika hanya untuk tebar pesona dan memikat wanita

Wajah Tampan? Percuma!! Jika enggan mematuhi yang Kuasa dan malah bangga dengan dosa-dosa
Wajah Tampan? Percuma!! Jika akhirnya nanti mendapat siksa di neraka



Ketampananmu tak berarti karena tak menjamin kamu akan diridhoi

Ketampananmu tak berguna, karena seseorang masuk surga bukan karena tampannya rupa.
Ketampananmu pasti akan pudar dan hilang seiring waktu yang berjalan. Sedang apa-apa yang engkau lakukan akan abadi dan pasti dimintai pertanggungjawaban oleh Ilahi.
Ketampananmu tak akan bisa menjadi pembela saat engkau dihadapkan pada pengadilan Yang Maha.
Ketampananmu tidak akan pernah bisa menjadi pemberat amal-amal kebaikan di mizan. Tak juga bisa meringankan azab yang ditimpakan di hari kemudian.
Ketampananmu hanya pemberian… hanya pajangan yang tidak akan memberi pengaruh di dalam alam keabadian.


Coba lihatlah Bilal bin Rabbah dengan kulitnya yang hitam, lihat pula Amr bin Jamuh dengan kakinya yang pincang, lihatlah juga Abdullah bin Ummi Maktum dengan kebutaan penglihatan. Mereka mulia di sisi Robb mereka, Rasulullah mengakui keutamaan mereka. Bukan karena tampannya rupa, bukan pula karena sempurna anggota badannya. Namun semuanya karena kesetiaan pada ikrar syahadat yang diucap, kepatuhan pada aturan syariat, melaksanakan kewajiban tanpa keengganan, dan ketaqwaan yang menghunjam sanubari tanpa lekang.


Tidakkah kau belajar pada Yusuf ‘alaihissalam ketika dia digoda untuk berzina ia menolak seraya berkata, “Aku berlindung kepada Allah…” Dan ketika wajah tampannya menarik kaum wanita dia sampai berdoa, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku…”


Tidakkah kau mengambil sesuatu dari Mush’ab bin Umeir? Pemuda tampan pujaan gadis Makkah di masa jahiliyah? Ia tanggalkan segala kemewahan dan memilih Islam, hingga ketika dia di Uhud dianugerahi kesyahidan Rasulullah berkata tentangnya, “Ketika di Mekkah dulu tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai hanya dibalut sehelai burdah.” Ya, Mush’ab pemuda tampan itu, duta pertama Rasulullah itu hanya berkafan selembar kain burdah yang jika ditutupkan kepalanya maka terbukalah kakinya, dan saat ditutupkan ke kakinya terbukalah kepalanya. Namun dia telah mendapat kemuliaan yang tiada tandingnya.


Tidakkah kau perhatikan perkataan Umar bin Abdul Aziz saat seorang sahabat lamanya -Muhammad bin Ka’ab Al qardhi- menyatakan keheranannya atas penampilan Umar yang berubah setelah menjadi khalifah. Padahal saat Umar menjadi gubernur Madinah tubuhnya indah dan subur, dan setelah menjadi amirul mukminin Umar menjadi kurus, sederhana dan bersahaja. Umar berkata menjawab keheranan Ka’ab, “Bagaimana kalau kau lihat aku di kuburku tiga hari setelah kematianku, saat kedua mataku tanggal pada pipiku, dari hidung dan mulutku mengalir cacing dan nanah. Tentu saat itu engkau akan sangat ingkari aku lebih dari pengingkaran dan keherananmu saat ini.”

Wahai pemuda yang bangga dengan ketampanannya…
Wahai pemuda yang sibuk dengan penampilan lahirnya…
Wahai pemuda yang terlena dengan pandangan dan pujian manusia…

Jangan lagi tertipu akan kefanaan dan kenikmatan tanpa keabadian. Bersegeralah menuju penghambaan yang akan memberi keberuntungan. Apa yang akan kau banggakan saat kematian telah menjelang, apa yang akan kau persembahkan di hadapan Rabb semesta Alam? Apakah kau tak sadari setiap saat kematian bisa mendatangi? Apakah kau tak ingin terpuji di hadapan pencipta langit dan bumi?


Dan cukuplah nasehat Fudhoil bin Iyadh sebagai renungan, “Wahai si wajah tampan, adalah orang yang akan ditanyakan oleh Allah tentang penciptaan (ketampanan) ini. Bila anda mampu menjaga wajah yang tampan ini dari api neraka, maka lakukanlah…”

Wallahu a’lam…


Sumber : Tari Jemari

Ukhti Kamu Cantik Sekali

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.
Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.

Tidakkah engkau lengah bila banyak mata lelaki yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Sabtu, 12 Maret 2011

Jadi Ikhwan Jangan Cengeng

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt.. .


Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi Coach pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Musyrif atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Musyrif atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn. .

Jadi Akhwat Jangan Cengeng

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Dikasih amanah malah melarikan diri..
Diajak syuro bilang ada ijin syar’i..
Afwan ane ada agenda syar’i.. Afwan lagi nguleg sambel trasi..
Disuruh ikut aksi, malah pergi naik taksi..
Sambil lambai-lambai, bilang dadaaah…yuk mari…..
Terus dakwah gimana? Diakhiri???

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Sekilas gayanya sih haroki berlagak Izzis..
Tapi hati kok Seismic? Sungguh ironis…
Mendayu-dayu kaya’ film romantis..
Kesehariannya malah jadi narsis..
Jauh dari kamera jadi dikira ge eksis..
Hati-hati kalo ditolak, bikin dramatis..


Jadi Akhwat jangan cengeng...
Dikit-dikit SMS ikhwan dengan alasan dapet gratisan
Rencana awal cuma kasih info kajian
Lama-lama nanya kabar harian.. wah, investigasi beneran!
Bisa-bisa dikira pacaran!
Sampai kepikiran dijadikan pasangan…
Ga’ usah ngaco-ngaco gitu deh kawan!

Jadi Akhwat jangan cengeng...
Abis nonton film palestina semangat empat lima..
Eh pas disuruh jadi coach, pergi lenyap kemana??
Semangat jadi pendukung luar biasa..
Tapi nggak siap jadi yang pelakunya.. yang diartikan sama dengan nelangsa..
Yah…bikin kecewa...

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet berduaan..
Eh, awas lho yang ketiga setan…
Trus, dikit-dikit aleman minta dibeliin jajan..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma pandang-pandangan tapi bermesraan..
Wah, kaya’ film india aja gan!
Kalo ketemu Musyrifah atau binaan?
Mau taruh di mana tuh muka yang kemerah-merahan?
Oh malunya sama Musyrifah atau binaan?
Sama Allah? Buang aja ke lautan..
Yang penting mah bisa sayang-sayangan…
Na’udzubillah tenan…

Jumat, 11 Maret 2011

Sandiwara Langit (Sebuah Kisah Nyata Bertabur Hikmah Penyubur Iman)

  • Judul Novel : Sandiwara Langit
  • Penulis : Abu Umar Basyir
  • Penrbit : Shafa Media Publika
  • Kategori : Novel Islami
  • Tebal : 200 Halaman
Sandiwara Langit merupakan novel kisah nyata islami karya Abu Umar Basyir, Alur novel islami Sandiwara Langit ini sangat menyentuh, menceritakan perjalanan kehidupan dua anak manusia yang dipertemukan dalam ikatan pernikahan yang suci namun berakhir dengan sangat mengharukan. Sang istri tercinta meninggal setelah didera penyakit yang mematikan, padahal sang suami begitu sangat mencintainya.. Belum lagi keharuan mereka saat mereka harus dipaksa bercerai oleh ayah mertua dari pihak istri.. Lika liku mereka dalam menghadapi perpisahan itu begitu sangat menyentuh.


Buku ini menawarkan nilai-nilai Islamiy yang dapat memperkaya ruhani dan meningkatkan mutu kehidupan,
di samping buku ini juga sebagai penghibur yang mampu memberikan pengaruh positif. Terlebih lagi, diungkapkannya beberapa dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah agar dapat lebih memantapkan gejolak iman di dalam dada pembaca."

[Mahfudz Siddiq, Lc, MA - Pemerhati Sastra dan Pengelola SMA Al-I'tishom Boarding School Grabag Magelang]

"Dengan uraian-uraian yang cerdas, buku ini saja cocok bagi anak
muda yang memang sedang mempersiapkan segala sesuatunya melainkan juga
banyak memberi inspirasi bagi para pendidik, orang tua dan siapa saja."

[Dr.-Ing Ismoyo Haryanto - Praktisi Pendidikan dan Dosen Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang]

"Bohong, bila saya tidak menangis saat membacanya. Kisah dalam buku
ini, begitu memilukan! Kekuatan buku ini adalah pada tutur bahasanya
yang sederhana, dan realitas yang dipaparkan secara begitu detil dan
mengharukan. Sangat layak dibaca..."

[Burhanuddin - Guru SDIT Makasar]

"Membaca buku ini, seperti belajar dari sebuah realitas keluguan,
untuk menjadi mukmin yang teguh dalam pendirian. Ini bukan sekedar
kisah nyata, tapi buku pelajaran agama dengan metoda pemaparan kisah
yang amat memikat."

[Budi Handaka - Mahasiswa Sastra Indonesia, Kalimantan]

"Luar biasa! Saya tahu, bahwa di dalam kehidupan ini banyak sekali
kisah nyata yang bila dipaparkan, akan mampu merajut begitu banyak
hikmah. Namun kisah dalam buku ini --menurut saya-- begitu sederhana,
bahkan biasa saja. Namun 'penulis' begitu jeli memanfaatkan
momentum-momentum penting, dan kejadian-kejadian menggelitik sekaligus
menggugah di dalamnya, sehingga hasil dari pemaparannya tidak lagi
biasa, tapi LUAR BIASA!"

[Bapak Kusmino Adikoro - Pengusaha Kayu, Riau]

Rabu, 09 Maret 2011

Kisah Madu, Mangkuk dan Sehelai Rambut

Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abu Bakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan ‘Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. , istrinya Sayidatina Fathimah, putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

  • Abu Bakar r.a. berkata, "Iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".

  • Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

  • Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

  • 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

  • Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

  • Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

  • Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

  • Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

kisah Nabi Muhammad SAW dengan seorang Badui

PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”

Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.

Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badwi itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.

Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”

Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar.”

Selasa, 08 Maret 2011

Cinta karena ALLAh

Sering saya mendengar kata ini “Cinta”, bahkan mungkin sejak masih jadi gadis ingusan. Tapi kata “Cinta karena Allah” saya baru mendengarnya saat menapaki jenjang kuliah. Lalu seperti apa sih “Cinta karena Allah” itu?
Jika sekarang aku mengatakan “Sahabatku, aku mencintaimu karena Allah”, apa yang membuatmu mempercayai kata-kata ku? Aku rasa bukan karena aku menuruti semua maumu dan membiarkan kau melakukan apapun yang kau suka kan? Bukan…aku rasa bukan itu….
Maka akan aku katakan “Aku mencintaimu karena Allah”….
Ketika aku menyayangimu karena akidahmu
Ketika aku meluruskanmu karena tak ingin kau berbelok arah
Ketika aku mendo’akanmu tanpa kau tahu
Ketika aku lapang dada dengan teguranmu
Ketika aku tersenyum untuk kebahagiaanmu
Ketika aku menguatkan saat kau mulai terjatuh
Ketika aku sekuat tenaga tanpa pamrih membantumu
Ketika sahutan salam menyapa saat kita bertemu
Ketika aku begitu cepat melupakan kesalahanmu
Ketika aku membuka lebar-lebar pintu maaf untukmu
Ketika aku menjaga rahasiamu
Ketika kita duduk bersama dan pembicaraan kita selalu tertuju untuk kebaikan
Dan Ketika aku melepasmu dengan penuh keikhlasan….
….Semua karena Allah….Karena Allah yang memintaku…
 Dan aku melakukannya, InsyaAllah dan semoga hanya karena Allah….
 Sahabatku, apa kau juga “mencintaiku karena Allah”?
 Maka aku akan selalu berharap….dan semoga hanya karena Allah….
 Amin.
Nabi SAW bersabda :
Doanya seorang muslim untuk saudaranya yang tidak bersamanya pasti dikabulkan. Di dekat kepalanya ada malaikat yang menjaganya. Setiap kali ia berdoa untuk kebaikan saudaranya, malaikat itu berkata “Amin, Dan engkau akan mendapatkan yang serupa”
 Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman :
KecintaanKu pasti akan diberikan kepada orang-orang yang saling mencintai karenaKu, KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling mengunjungi karenaKu, 
KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling memberi karenaKu,
KecintaanKu berhak diperoleh untuk orang-orang yang saling menjalin persaudaraan karenaKu

Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahraa

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.
Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.




Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.

”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,


sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.


About Me

Foto Saya
AhlamGh
"Aku hanyalah wanita akhir zaman, yang punya cita-cita.. menjadi Wanita sholehah :) "
Lihat profil lengkapku
 
Ar- RumaaN© Diseñado por: Compartidisimo