Tapi pernahkah terpikir bagaimana beratnya Rasulullah SAW dalam mengatasi rasa cemburu yang sering melanda Aisyah r.a. Pernah suatu ketika terjadi keributan antara Aisyah r.a dengan istri Nabi yang lain. Pada waktu itu Rasulullah sudah berusaha menengahi tapi belum berhasil juga hingga waktu sholat sudah mendekat dan masih berlangsung hingga iqomat sudah dikumandangkan. Keributan ini hingga dapat terdengar dari luar rumah dan waktu itu Sahabat Abu Bakar As Shiddiq sedang menuju ke masjid dan mendengar bahwa anaknya, Aisyah r.a sedang ribut dengan istri Nabi yang lain. Kemudian Abu Bakar mendekati depan pintu rumah Rasulullah SAW dan berkata “Ya Rasulullah sumbatlah mulut perempuan itu dengan tanah bila ia selalu menyusahkanmu”
Atau dilain kisah diceritakan bahwa pada suatu siang Rasulullah SAW baru saja pulang dari bepergian dan masuk ke rumah menemui Aisyah. Setelah membuka bajunya karena kepanasan Rasulullah SAW segera mengenakan pakaiannya lagi dan langsung pergi keluar rumah lagi. Aisyah r.a melihat hal itu dan langsung menimbulkan perasaan cemburu karena mengira Rasulullah SAW pergi kerumah istrinya yang lain. Maka ia langsung mengikuti Rasulullah SAW dari belakang tanpa sepengetahuan Rasulullah SAW. Ternyata Rasulullah pergi ke pemakaman Baqi untuk berziarah dan beliau disana menyampaikan salam dan beberapa kalimat lantas kemudian kembali pulang ke rumah. Aisyah r.a pulang lebih dulu dan setelah Rasulullah SAW tiba dirumah ia menyesal telah menaruh cemburu disertai prasangka yang tidak baik lalu ia berkata “Ya Rasulullah aku minta maaf telah berprasangka tidak baik kepadamu karena tadi kau telah melepas bajumu dan kemudian pergi lagi. Aku mengira kamu akan pergi kerumah istrimu yang lain maka tadi aku mengikutimu”. Rasulullah menjawab” Wahai istriku sungguh dirimu telah dikuasai oleh syaitan dengan prasangka jelekmu itu maka beristighfarlah kamu dan meminta perlindungan dari Allah”. Lalu Aisyah r.a pun beristighfar dan memohon perlindungan kepada Allah. Kemudian ia bertanya “Wahai Rasulullah , apakah syaitan juga senantiasa mengganggumu seperti umatmu yang lain ? “. Jawab Rasulullah SAW “Ya syaitan juga berusaha menggangguku tapi aku selalu dapat mengalahkannya berkat pertolongan dari Tuhanku”.
Itulah romantika rumah tangga Rasulullah SAW yang pernah dibina dengan seorang wanita paling alim, paling cerdas dan paling paham perkara sunnah ternyata juga diselingi dengan bumbu bumbu cobaan dan ujian. Dan Rasulullah SAW senantiasa bisa mengatasi permasalahan yang terjadi dirumah tangganya. Bila rumah tangga Rasulullah saja pernah diwarnai dengan berbagai persoalan dan permasalahan maka bagaimana dengan kita yang dhoif ini ?. Disinilah letaknya untuk menjadikan kita semangat dalam menuntut ilmu. Karena modal utama seseorang yang hendak berumah tangga adalah modal ilmu.
Rasulullah pernah bersabda “Barang siapa yang ingin bahagia didunia maka hendaklah dengan ilmu. Barang siapa yang ingin bahagia diakhirat maka hendaklah dengan ilmu. Dan barang siapa yang ingin bahagia di dunia dan akhirat maka hendaklah dengan ilmu.”.
0 komentar:
Posting Komentar