
Nabi saw. menjawab, “Seseorang akan bersama siapa yang dicintainya, pada Hari Kiamat.”
Riwayat tentang hadits Badwi yang bertanya tentang cinta ini, menurut Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’anul ‘Azhim ِmencapai derajat mutawatir melalui banyak jalur sehingga hadits ini tidak diragukan kesahihannya. Orang-orang beriman sungguh berbahagia dengan hadits ini. Karena, mereka akan dikumpulkan kelak pada Hari Kiamat bersama siapa yang mereka cintai.
Ibnul Qoyyim pernah memberikan keterangan yang membantu kita memahami makna kalimat, “Seseorang bersama siapa yang dicintainya pada Hari Kiamat” dalam satu kitab fenomenal karya beliau :Ighotsatul Lahfan min Mashoyidis Syaithon yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Penerbit Al-Qowam dengan judul Menyelamatkan Hati dari Tipu Daya Setan.
Beliau mengemukakan bahwa di akhirat kelak, seseorang akan dikumpulkan bersama benda-benda dan orang-orang yang dicintainya. Jika kecintaan itu dalam keridhaan Allah, maka kebersamaan tersebut dalam kenikmatan dan rahmat dari Allah di Surga. Namun, jika kecintaan tersebut dibangun di atas landasan yang tidak diridhai oleh Allah, maka kebersamaan itu kelak dalam siksa di neraka.